Pada Film / Anime Naruto Episode 334 "Tim Bersaudara" Shippuden Bahasa Indonesia ini menceritakan Itachi dan Sasuke yang bertarung melawan Kabuto. Jika teman-teman ingin mendownload Film / Anime Naruto Episode 334 "Tim Bersaudara" Shippuden Bahasa Indonesia, silakan klik link yang ada di bawah ini

Read More... Download Film / Anime Naruto Episode 334 "Tim Bersaudara" Shippuden Bahasa Indonesia
Episode ini menceritakan usaha Naruto agar Raikage tidak membunuh Sasuke. Namun, Raikage tidak mempedulikannya. Dan dimulailah pertemuan lima Kage yang membahas mengenai Akatsuki dan Madara.

Jika teman-teman ingin mendownload film atau anime naruto Shippuden episode 200 "Permohonan Naruto", Subtitle Bahasa Indonesia silakan klik link yang ada di bawah ini:


Read More... Naruto Episode 200


Ini adalah sebuah iklan dari sebuah asuransi di Thailand, tetapi ceritanya bagus banget. Lihat videonya deh


Review dari videonya :

Ada seorang anak perempuan yang hanya tinggal bersama ayahnya, ketika lekas dewasa, seolah si anak perempuan itu tidak menerima kekurangan ayahnya yang bisu dan tuna rungu , diantar ke sekolah pun selalu dengan motor kesayangan ayahnya yang rada kurang bagus ,dan ada penyebab lainnya kenapa si perempuan ini tidak bisa menerima kekurangan ayahnya, yaitu ketika orang-orang di sekelilingnya dan teman-temannya selalu mengejek kekurangan ayahnya. Seolah -olah si perempuan itu berkata dalam dirinya "kenapa ini bisa terjadi padaku, ini semua gara-gara ayah". Tapi bukan seorang ayah namanya jika tidak bisa merasa sabar menghadapi anaknya yang sedang beranjak dewasa, seorang ayah bisa menyembunyikan rasa sakitnya.

Ketika si anak perempuan itu menemui hari lahirnya, si ayahnya menyiapkan kue ulang tahun sederhana dan menyiapkan sebuah kata-kata untuk dia, walau hanya dengan bahasa isyarat, si ayah sangat semangat. Ketika si ayah sedang mempersiapkan kue untuk ulang tahun untuk si anak perempuannya, terdengar suara kegaduhan di kamar si anak perempuan, si ayah langsung berlari ke kamarnya, karena pintu kamarnya terkunci dari dalam, si ayah langsung mendobrak pintu itu, dan si ayah langsung berteriak dan menangis,karena anak perempuannya mungkin sedang sekarat karena mencoba bunuh diri. Si ayah langsung memangku anaknya sambil berlari menuju rumah sakit. si ayah sangat khawatir dengan keadaan anak perempuannya, sampai sampai dia mengatakan dengan bahasa isyarat kepada dokter "ambil darah saya" dia sangat ketakutan ketika si anak perempuannya terbaring. Dan akhirnya darah ayahnya pun diberikan dengan rasa ikhlas, keadaan kritis anak perempuannya pun berlalu setelah si ayah memberikan darahnya ke anak perempuan satu-satunya itu. anak perempuan itu pun mulai bisa membuka matanya,dan sadar sambil memegang tangan ayahnya yang berbaring di samping tempat dia berbaring sambil menangis terharu. 

"Percayalah seberapa sakit hati orang tua, dia pasti akan menunjukannya dengan senyum".
dan jangan berfikir "seberapa besar kekurangan yang dimiliki seorang ayah" tetapi berfikirlah


"Seberapa besar seorang ayah memberikan kasih sayangnya untuk kita"

sumber : kaskus
video : youtube
Read More... Silence of Love (Cinta dalam Diam)

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Dia memiliki pendidikan yang rendah dan hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walau pun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti untuk apa sebenarnya dia hidup di dunia ini. Setiap hari yang dia lewati hanyalah untuk bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Dia hidup hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan dia akan meninggal dunia. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti hidup. “Daripada tidak tahu tujuan hidup untuk apa dan hanya menunggu kapan aku meninggal dunia, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini,” katanya di dalam hati. Lalu, disiapkannya seutas tali, dan dia berniat untuk menggantung dirinya di batang sebuah pohon yang lebat.

Pohon pertama yang dituju saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela dengan lembut dan bijaksana. “Wahai anak muda yang tampan dan baik hati, tolong janganlah menggantung dirimu di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal, setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini.”

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, yang tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih dari si pohon, “Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jikalau kamu mau berniat untuk gantung diri, silakan pindah ke tempat yang lain saja. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras, tetapi tidak dapat menikmati hasilnya.”

Sekali lagi tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang dia dengar pun tidak jauh berbeda, “Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan meninggal di sini.”

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, “Bahkan sebatang pohon pun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain”. Segera timbul kesadaran baru dalam hati pemuda ini. “Aku manusia; usiaku masih muda, kuat, dan masih sehat. Tidaklah pantas jika aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain”. Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita akan menjalani hidup ini (dengan) terasa beban yang berat. Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita setiap hari dengan penuh optimisme, penuh dengan harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan siapapun. Janganlah “melayani” perasaan yang negatif. Biasakan memelihara pikiran, sikap, dan tindakan yang positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan rasa syukur di hati, semangat, dan sukses luar biasa!
Read More... Nilai Kehidupan
Mungkin diantara kalian sudah mengetahui kisah ini, sekedar share saja, karena kisah ini selalu mengingatkan ibuku yang ada dikampung dan ingin sekali pulang.

 Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya.
Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel sangat mencintai anak kecil itu. Waktu terus berlalu, anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya.

Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku.", pinta pohon apel itu."Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi.", jawab anak lelaki itu."Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."Pohon apel itu menyahut,"Duh, maaf aku pun tak punya uang, tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi.", kata pohon apel. "Aku tak punya waktu,", jawab anak lelaki itu."Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"."Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah, tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu.", kata pohon apel.Kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.


Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku.", kata pohon apel."Aku sedih.", kata anak lelaki itu."Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?""Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku", kata pohon apel itu."Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu.""Tak apa, aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu.", jawab anak lelaki itu."Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat.", kata pohon apel."Sekarang aku juga sudah terlalu tua untuk itu.", jawab anak lelaki itu."Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini.", kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata."Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang,", kata anak lelaki."Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu.""Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu pun sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Pohon apel itu adalah orang tua kita. Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita. Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan. Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.
Read More...
Alkisah di negeri yang jauh disana ada seekor monyet yang sedang berada di pucuk pohon kelapa. Dia tidak sadar jika dirinya sedang diperhatikan oleh tiga macam angin yaitu angin topan, angin tornado, angin bahorok.

Ketiga angin itu tengah membicarakan siapa yang paling cepat menjatuhkan monyet dari pucuk pohon kelapa tersebut.

"Akulah yang paling cepat, kata angin Tornado. Aku hanya  membutuhkan  waktu 45 detik untuk menjatuhkan monyet itu dari dari pohon kelapa." Kata angin Topan.

"Oooo...tidak, aku paling cepat tak harus 45 detik. Aku hanya butuh waktu 30 detik untuk menjatuhkan monyet tersebut." Kata angin Tornado.

"Kalian semua kalah, aku hanya membutuhkan waktu 15 detik untuk menjatuhkan monyet itu dari pohonnya." Kata Angin Bahorok.

Akhirnya mereka bertiga mulai melakukan aksinya satu persatu.

Angin Topan pertama yang maju, wuzzzzz.....zzzzzz...zzzzyyyy, dia meniup sekencang-kencangnya. Tapi monyet tersebut merasakan ada angin kencang yang menerpanya. Monyet tersebut memegang erat pohon kelapa itu dengan erat. Setelah beberapa menit berlalu...akhirnya angin topan menyerah tanpa hasil.

Giliran Angin Tornado beraksi, wuzzzzzzzzz.........wusssssss, dia meniup dengan segenap kekuatannya untuk menjatuhkan monyet tersebut, namun makin erat pula monyet itu menggenggam batang kelapa tersebut dan akhirnya angin Tornado gagal.

Akhirnya giliran angin Bahorok, lebih kencang dia meniup namun lebih erat monyet itu berpegangan. Dan akhirnya angin Bahorok itu menyerah, tanpa berhasil menjatuhkan monyet tersebut.

Ketiga angin tersebut memuji monyet atas ketangguhan, kekuatan dan daya tahannya yang luar biasa.

Tidak lama kemudian, datanglah angin sepoi-sepoi. Dia mengatakan akan ikut serta menjatuhkan monyet tersebut dari pohonnya. Spontan ketiga angin tersebut tertawa.

"Ha..Ha..Ha, kamu ingin menjatuhkan monyet tersebut ?." Kami saja yang berkekuatan besar tidak mampu menjatuhkan monyet itu, apalagi kamu yang sekecil itu anginnya.

Tanpa banyak bicara, segera angin sepoi-sepoi tersebut meniup ubun-ubun monyet.
"Psssssssss...."bunyi tiupan angin sepoi-sepoi.
"Adem bener, sejuk sekali." Kata Monyet itu.
Kriyepp..kriyep mata si monyet perlahan terpejam lalu tertidur dan akhirnya pegangannya terlepas juga.

Akhirnya monyet itu terjatuh ke tanah.

---------------------------------------------------------------------

Pesan Cerita :
Ketika kita diuji dengan KESUSAHAN...
di coba dengan penderitaan..
di dera malapetaka, kita kuat bahkan lebih kuat dari sebelumnya...

Tapi, jika kita diuji dengan KENIKMATAN...KESENANGAN..HARTA YANG BERLIMPAH...
disinilah keruntuhan terjadi, kehancuran dan kejatuhan.

Jadi jangan sampai terlena...
Tetap rendah hati dan mawas diri, ingat kita hidup hanya untuk sementara di dunia ini.
Dan jadilah manusia yang bijak dan tetap bersyukur.
Read More... Pelajaran Dari Kisah seekor Monyet dan Pohon Kelapa
Hari ini terasa sangat panas, waktu menunjukan pukul 11.30 dan di proyekpun semua berjalan dengan lancar. Semua bekerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Akupun segera mengambil kunci motor dan bermaksud untuk pergi ke masjid, karena mataku terasa mengantuk sehingga aku putuskan untuk istirahat sebentar disana sambil menunggu waktu adzan dzuhur.



Wow….diluar teriknya mentari sangat luar biasa, seperti membakar kulitku yang hitam legam bertambah hitam, ya maklumlah pekerja lapangan…hehehe. Sampai di masjid sekitar 11.40, aku langsung memarkirkan motorku, menguncinya lalu melepaskan sepatuku dan meletakannya persis tak jauh dari motor.



Aku langsung merapat, mencari lapak untuk sekedar menghilangkan rasa kantuk yang semakin menggelayut di dalam pelupuk mataku, lalu tertidur. Tak lama selang beberapa menit kumandang adzan dzuhur terdengar. Aku langsung bangkit untuk mengambil air wudhu tanpa melihat sedikitpun kea rah sepatuku di taruh.



Singkat cerita, selesai sholat rasa kantuk makin menjadi-jadi membuat kepala pusing. Langsung saja bergegas dan terlelap hingga pukul 14.30. Tanpa terasa waktu berlalu, begitu tersadar langsung ke kamar mandi untuk cuci muka dan bermkasud memakai sepatu. Tetapi…..



Sepatunya hilang,…!!!!yakin deh tadi kutaruh di deket motor tapi ko’ ga ada...Hemmm, yasudahlah tanpa menimbulkan kecurigaan dan kehebohan orang-orang sekitar, aku langsung meminjam sandal jepit dan mampir kewarung dekat situ dan membeli sandal jepit merk sun swallow seharga Rp. 9000,-.



Hikmahnya, mungkin aku kurang beramal dan mungkin siapa tahu ada orang yang lebih membutuhkan sepatu itu..hehehe.   
Read More... Sepatuku Hilang....
ans!!